Cara Membaca Stochastic dalam Trading Saham dan Kelebihannya |
Bagi kamu yang masih pemula mungkin belum paham bagaimana cara membaca stochastic untuk trading. Langsung saja simak artikel berikut mengenai stochastic dan bagaimana cara membacanya.
Definisi Indikator Stochastic dalam Trading
Pada dasarnya indikator stochastic adalah metode yang digunakan untuk trading dengan mempertimbangkan sinyal-sinyal yang ditunjukkan pada grafik. Stochastic menampilkan sinyal jual dan sinyal beli yang berupa dua garis berpotongan.
Cara membaca stochastic dapat kamu pelajari agar bisa digunakan sebagai pertimbangan sebelum memulai trading. Indikator stochastic akan menunjukkan harga perdagangan untuk penutupan terakhir dengan cara menghitung selisih antara harga terendah dan harga tertinggi pada kurun waktu tertentu.
Indikator stochastic menawarkan komponen yang kompleks dan multiguna mengenai berbagai kondisi yang akan terjadi. Jadi kamu bisa menggunakannya untuk prediksi pasar dan menentukan langkah apa yang sebaiknya diambil untuk menghadapi kondisi pasar tersebut.
Sebelum memulai trading, memang penting untuk memahami betul pembacaan indikator stochastic berdasarkan fungsinya masing-masing. Secara sederhana, indikator stochastic dapat digunakan untuk beberapa hal berikut.
• Indikator untuk entry trading.
• Indikator untuk overbought.
• Indikator untuk oversold.
• Indikator divergence.
Baca juga: 8 Indikator Analisis Fundamental Saham Paling Populer
Cara Membaca Indikator Stochastic untuk Analisis Teknikal
Ketika kamu membuka indikator stochastic, kamu akan menemukan grafik dengan warna dan pola tertentu. Grafik pada indikator ini adalah sinyal yang menggambarkan kondisi pasar dan menunjukkan waktu yang tepat untuk trading. Bingung? Simak langsung ulasan selengkapnya berikut.
1. Membaca stochastic sebagai petunjuk entry trading
Salah satu fungsi dari stochastic adalah membantu kamu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk entry trading. Jika kamu menggunakan stochastic untuk mulai trading, maka kamu harus tahu bagaimana menemukan sinyal entry. Indikator stochastic yang perlu kamu amati adalah garis %K dan garis %D.
Garis %K pada stochastic adalah garis utama yang disebut sebagai signal line. Sedangkan garis %D merupakan trigger line yang menunjukkan hasil rata-rata dari garis %K. Berikut ilustrasi gambarnya.
Sumber: https://www.sahamonline.id/2020/06/cara-membaca-indikator-stochastic.html |
Cara membaca stochastic yang menunjukkan sinyal entry yaitu ketika garis %K dan garis %D berpotongan pada titik tertentu. Kamu bisa membuka posisi buy atau sell tergantung dari posisi kedua garis tersebut.
• Sinyal untuk buy
Jika kamu menemukan garis %K memotong garis %D dengan posisi dari arah bawah ke atas, maka kamu mendapatkan sinyal untuk buy. Sinyal ini juga dikenal sebagai golden cross.
• Sinyal untuk sell
Sebaliknya, jika muncul indikator garis %K memotong garis %D dari atas ke bawah, berarti ada sinyal untuk sell. Indikator yang dikenal dengan death cross adalah cara membaca stochastic untuk membuka posisi jual.
Selain membaca sinyal untuk buy dan sell, kamu jika bisa menggunakan rumus indikator untuk analisis teknikal dengan stochastic ini. Berikut rumus yang bisa kamu gunakan untuk perhitungan %K dan %D pada periode tertentu.
%K (N) = 100 x (Close Price – Low Price) / (High Price – Low Price)
N untuk periode dan Close Price untuk harga penutupan pada periode N. Low Price untuk harga terendah pada periode N dan High Price untuk harga tertinggi pada periode N.
2. Membaca stochastic sebagai penanda overbought - oversold
Indikator stochastic yang paling mudah dipahami untuk pemula adalah tanda overbought dan oversold. Belajar saham pemula dengan analisis teknikal ini cukup memperhatikan level 80 dan 20 yang ada pada stochastic. Berikut gambar ilustrasinya.
Sumber: https://www.inbizia.com/cara-membaca-indikator-stochastic-menurut-3-macam-fungsinya-465 |
Angka-angka ini menjadi level ekstrem dalam indikator stochastic. Jadi cara membaca stochastic ini tergolong yang paling mudah dibandingkan yang lain.
• Overbought
Kamu bisa membaca tanda overbought apabila terdapat grafik yang menyentuh level 80 atau lebih. Jika sudah masuk zona overbought ini berarti harga sudah terlalu tinggi yang berpotensi terjadi koreksi atau penurunan.
• Oversold
Berikutnya adalah tanda oversold yang ditandai dengan grafik yang mencapai level 20 atau lebih rendah. Zona oversold menunjukkan harga jual yang paling rendah sehingga berpotensi terjadi kenaikan harga.
Jika kamu mendapati harga yang sudah overbought maupun oversold ini, sebaiknya tidak langsung melakukan entry. Sinyal mungkin kurang akurat ketika tren harga sedang kuat sehingga kamu perlu indikator yang dapat menentukan entry.
Indikator untuk entry bisa berupa titik persilangan %K dan %D yang berada di zona overbought atau oversold. Cara membaca stochastic yang masuk ke area overbought dan oversold bisa untuk entry trading karena sinyal yang sudah terkonfirmasi.
3. Membaca stochastic dengan divergence
Ada banyak istilah seperti salah satunya divergence dalam dunia trading perlu kamu ketahui. Istilah ini digunakan untuk perbedaan antara pergerakan laju harga dan indikator. Pada indikator stochastic mengandalkan puncak dan dasar berbentuk garis-garis sinyal sebagai penunjuk divergence.
Apabila garis-garis sinyal untuk posisi puncak (high) dan dasar (low) semakin turun, kamu membacanya sebagai momentum yang sedang mengalami pelemahan. Sebaliknya, posisi high dan low yang semakin tinggi menunjukkan momentum yang sedang mengalami penguatan.
Baca juga: Memahami Pola Candlestick Lengkap dengan Cara Bacanya
Kelebihan Indikator Stochastic untuk Trading Saham
Stochastic menjadi salah satu indikator yang sering digunakan oleh banyak trader. Hal ini tentu karena indikator stochastic menawarkan sejumlah kelebihan. Berikut beberapa kelebihan trading menggunakan indikator stochastic.
1. Indikator stochastic lebih sensitif
Salah satu kelebihan indikator stochastic adalah sifatnya yang lebih sensitif. Kamu bisa mendapatkan sinyal yang lebih awal untuk trading.
Namun sinyal ini juga bisa menjadi jebakan alias sinyal palsu (false signal) yang dapat merugikan. Kamu memerlukan indikator yang tidak hanya %D saja untuk menghindari sinyal palsu tersebut.
Sinyal yang sifatnya sensitif ini perlu dihaluskan dengan indikator stochastic lain sebelum kamu mengeksekusinya. Selain itu, sebaiknya gunakan juga metode teknik analisa lainnya untuk menghindari sinyal palsu. Kamu bisa menggunakan teknik chart pattern, price action, atau lainnya.
2. Beri sinyal ketika terjadi pelemahan harga
Selain cara membaca stochastic yang relatif mudah, banyak trader yang menggunakan indikator ini karena memiliki sinyal ketika terjadi pelemahan harga. Indikator akan memberikan sinyal saat terjadi pelemahan harga di pasar bursa.
Jadi kamu bisa menggunakan sinyal ini sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Gunakan sinyal indikator ini sebelum kamu memutuskan untuk membuka posisi trading.
3. Dapat diterapkan dalam berbagai kondisi pasar
Kelebihan lainnya adalah indikator stochastic yang fleksibel sehingga bisa digunakan pada berbagai kondisi pasar. Indikator ini dapat bekerja ketika kondisi pasar sedang datar atau sideways. Saat kondisi pasar sedang bullish atau menguntungkan juga bisa menggunakan indikator stochastic.
Walaupun indikator stochastic ini menawarkan sejumlah kelebihan, tetap saja ada beberapa kekurangannya. Oleh sebab itu, bukan hanya mempelajari cara membaca stochastic saja tetapi sebaiknya kamu juga bisa menggunakan indikator lainnya untuk analisis teknikal yang lebih akurat.