Memahami Pola Candlestick Lengkap dengan Cara Bacanya |
Lantas, apa yang dimaksud dengan pola candlestick ini? Bagaimana cara membaca pola tersebut dan apa saja kelebihan yang didapatkan dengan analisis menggunakan pola candlestick ini? Yuk simak penjelasannya berikut.
Daftar isi
Apa Itu Pola Candlestick
Secara sederhana, pola candlestick merupakan salah satu metode diagram yang dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi perhitungan dalam melihat potensi harga pada aktivitas trading. Metode ini menggambarkan adanya dampak sebuah sentimen atas harga yang tersedia.
Tentunya, metode ini harus benar-benar dipahami oleh para trader, sebab pola candlestick bisa menjadi salah satu strategi jitu untuk menentukan waktu yang tepat dalam kegiatan trading termasuk kapan harus masuk dan keluar.
Memahami pola candlestick memang bukan perkara yang mudah, sebab selain ada banyak jenisnya tidak semua orang akan langsung jeli dengan diagram yang ditampilkan. Kendati demikian, cara analisis menggunakan pola candlestick lengkap akan membuat intuisi subjektif seorang trader akan semakin meningkat dan memberikan hasil memuaskan dengan diiringi oleh konsistensi trader.
Selain itu, keuntungan lain juga bisa didapatkan ketika kita dapat memahami pola candlestick dengan baik. Adapun beberapa kelebihannya yakni dapat mempermudah kita melakukan analisis serta dapat melengkapi proses analisis teknikal guna hasil yang lebih baik.
Baca juga: 8 Indikator Analisis Fundamental Saham Paling Populer
Lantas, Bagaimana Cara Bacanya?
Membaca pola candlestick lengkap memerlukan trik tersendiri karena ada beberapa pola yang agak sulit diidentifikasi. Kendati begitu, ada tiga hal mendasar yang perlu dipahami, yakni warna candlestick, indikator posisi harga, dan arah sumbu.
1. Arti warna candlestick
Terdapat dua warna pada pola candlestick lengkap, yakni merah dan hijau. Keduanya menandakan apakah suatu candlestick terjadi bullish atau bearish. Pada saat candlestick berwarna hijau, artinya harga open akan lebih tinggi dibandingkan harga closed sehingga terjadi bullish. Akan tetapi jika berubah menjadi merah, maka harga open menjadi lebih rendah dibandingkan harga closed.
Apabila kita arahkan kursor ke candlestick, akan tertera informasi mengenai perdagangan saham di hari tertentu. Sebagai contoh, di buka pada angka berapa, angka terendah dan tertinggi, hingga penutupan di angka berapa.
2. Indikator posisi harga
Dalam suatu pola candlestick, ada empat jenis indikator yang dimuat, yakni Open, Low, High, dan Closed. Masing-masing ukuran pun juga akan menampilkan seberapa besar harga saham yang bergerak selama candle berlangsung.
Indikator Open merupakan harga yang ditetapkan pada waktu perdagangan sudah dibuka. Sementara itu, indikator Closed menjadi penanda harga yang sudah ditetapkan pada waktu perdagangan ditutup di hari sebelumnya. Ada pula indikator Low pada pola candlestick lengkap yang merupakan harga terendah pada hari ini, sementara indikator High berarti harga tertinggi yang ditetapkan pada hari ini.
3. Sumbu candlestick
Sumbu yang juga sering disebut dengan wick atau shadow ini memiliki fungsi untuk menginformasikan fluktuasi harga yang pergerakannya sesuai dengan durasi candlestick. Secara umum memiliki dua bagian, yakni badan dan sumbu yang berupa garis memanjang.
Tentu saja, perbandingan badan dan sumbu ini harus diperhatikan dengan seksama. Terlebih ada sejumlah hal yang akan berpengaruh, misalnya ketika sumbu menjadi lebih panjang dari badan, maka menjadi penanda komoditas atau forex sedang mengalami volatilitas.
Ketika sumbu panjang mengarah ke bawah, hal ini juga seringkali menandakan bahwa pelaku pasar akan mendorong harga untuk bisa turun, namun tidak cukup kuat untuk menahan harga berada di posisi yang rendah.
Baca juga: Analisis Teknikal Saham: Arti, Jenis Indikator, dan Dasar Asumsinya
Contoh Pola Candlestick yang Sering Ditemui
Sejatinya ada banyak pola candlestick lengkap yang biasa terdapat pada berbagai diagram analisis saham. Meski demikian, Anda tidak harus benar-benar mempelajari semuanya. Berikut contoh pola candlestick yang memang seringkali ditemui.
1. Pola bullish reversal
Sesuai namanya, pola candlestick ini bisa membantu Anda dalam memprediksi tren pembalikan harga dari down-trend ke up-trend. Ada beberapa jenis pola dari candlestick bullish reversal ini, di antaranya:
Contoh gambar Pola Bullish Hammer |
• Bullish hammer, merupakan pola pembalikan bullish yang mengindikasikan tren bearish sudah berakhir dan memungkinkan harga aset mengalami bullish. Dengan begitu, trader akan mendorong harga rendah sehingga terjadi tekanan pembelian yang intens dan membuat aset ditutup dengan harga lebih tinggi dibanding harga buka.
Contoh gambar Pola Morning Star |
• Morning star, terdiri dari candlestick merah panjang di sebelah kiri yang diikuti dengan candlestick pendek baik merah atau hijau, dengan candlestick hijau yang posisi harganya di tengah atau lebih tinggi dibandingkan candlestick pertama. Pola ini biasanya menandakan bagian akhir dari downtrend.
2. Pola bearish reversal
Selain pola candlestick bullish, ada juga pola bearish yang dapat menjadi titik perhatian para trader sebelum membuka atau menutup posisi trading. Adapun pola candlestick lengkap yang satu ini biasa digunakan untuk memprediksi tren harga dari yang awalnya uptrend menjadi downtrend. Adapun jenis candlestick yang dapat menunjukkan sinyal bearish di antaranya:
Contoh gambar Pola Bearish Harami |
• Bearish harami, terdiri dari candlestick besar berwarna hijau yang diikuti candlestick merah kecil yang seluruh bagian tubuhnya ada pada kisaran tubuh candlestick hijau tersebut. Pola seperti ini menunjukkan adanya kemungkinan penurunan dari harga aset.
Contoh gambar Pola Shooting Star |
• Shooting star, dapat diketahui dari adanya candlestick kecil dengan sumbu kecil atas yang panjang. Hal ini menunjukkan sempat terjadi dorongan harga yang kuat namun berbalik turun dengan harga penutupan yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan harga pembukaan dan harga terendah pada suatu periode.
Contoh gambar Pola Hanging Man |
• Hanging man, muncul ketika tren sedang naik dan terdapat pada bagian teratas. Pola candlestick tunggal ini akan menandai kemungkinan pembalikan dari bullish ke bearish.
3. Pola candlestick continuation
Beberapa contoh pola candlestick lengkap di atas sejatinya sudah cukup untuk Anda yang ingin belajar trading menggunakan candlestick. Kendati demikian, terdapat juga sejumlah candlestick yang sering dipakai untuk menunjukkan perubahan harga pasar seperti berikut.
Contoh gambar Pola Spinning Top |
• Spinning Top, memiliki ciri tubuh pendek di pusat dengan sumbu panjang yang ukurannya sama sehingga menunjukkan perubahan harga yang tidak terjadi secara signifikan. Pola seperti ini menunjukkan periode istirahat di mana tekanan pasar sedang kehilangan kendali.
Contoh gambar Pola Doji Candlestick |
• Doji candlestick, merupakan jenis candlestick dengan bodi tipis di tengah sehingga mengindikasikan adanya sinyal netral. Dengan demikian, dapat dilihat jika harga pembukaan dan penutupan hampir sama yang menunjukkan adanya keraguan pasar mengenai nilai aset sesungguhnya.
Demikian ulasan mengenai pola candlestick lengkap dengan cara baca dan beberapa contoh yang sering ditemui. Memahami dan membaca pola seperti ini memang bukan hal yang bisa dilakukan secepat kilat, namun jika semakin lama sudah terbiasa, tentu Anda akan lebih mudah melakukan analisis sesuai kebutuhan. Selamat mencoba!